Selasa, 13 November 2012

Biak - surga wisata yang terlewatkan



Biak, adalah salah satu kabupaten yang berada di teluk cenderawasih Propinsi Papua. Sebagai salah satu pulau besar yang terletak di pinnggir batas negara, pulau ini pernah di pakai sebagai basis militer oleh tentara Belanda dan Jepang untuk mengawal batas-batas wilayah kekuasaan. Ciri khas pulau-pulau yang terletak di pinggir samudra pasifik adalah keindahan pantai pasir putihnya. Biak sendiri adalah ibukota kabupaten dari Kabupaten Biak Numfor, di dalamnya terdapat 42 pulau yang tersebar di 10 Kecamatan. Kecamatan Numfor memiiki 5 pulau, Mapia memiliki 3, Biak Timur memiliki 4, dan Padaido memiliki 30 pulau. Setengah dari jumlah total merupakan pulau tak berpenghuni. Luas keseluruhan Kabupaten Biak Numfor 21.572 km2 yang terdiri dari luas daratan 3.130 km2 dan luas lautan 18.442 km2. Kabupaten Biak berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di sebelah utara dan timur, di sebelah selatan berbatasan dengan selat Yapen, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Supiori. 
Dengan kondisi alam yang sangat luar biasa, Biak adalah Maha Karya sang pencipta. Berikut adalah sebagian kecil gambaran dari alam Biak. 


Wisata Sejarah.

Seperti telah disampaikan diatas Biak pada saat perang dunia I dan II pernah dipakai sebagai basis militer dari pasukan Belanda dan Jepang. Hal ini terlihat dari banyaknya peninggalan barak-barak militer, sampai gua-gua yang dipakai sebagai kamp pertahanan atau persembunyian terutama oleh pasukan jepang. Sekitar tahun 1980-an banyak ditemukan gua-gua baru yang digunakan sebagai tempat perawatan medis bagi bagi pasukan Jepang, bahkan kemudian pada beberapa penggalian kemblai ditemukan gua-gua kecil yang masih bekas persembunyian, ini terlihat dari keramik maupun tempat minum (kirbat) milik tentara yang tertinggal di dalamnya. Bukti-bukti sejarah itu kini dipajang di museum Biak. Salah satu goa yg sangat terkenal karena memiliki nilai sejarah adalah Goa Jepang, Goa ini dulu dipakai oleh tentara Jepang untuk bersembunyi dari serangan sekutu.
Goa Jepang
 Berbagai peninggalan sejarah perang seperti senjata peluru dan berbagai perlengkapan pasukan masih dapat dijumpai di daerah ini.
 
Perlengkapan Militer di Museum Biak
Goa Jepang

US Army helmets and machine gun displayed at Biak Museum
Credit: 5th AF Veterans Association Date: 1990

Meriam

US Army jeep chassis with helmet and machine guns at Biak Museum

Pangkalan Angkatan Udara. Sekarang dikenal dengan nama Landasan

*Di kepulauan Padaido, jika tidak ingin melewatkan kekuatan nilai sejarah yang tersimpan di dasar Laut Biak, anda dapat meyelam untuk melihat bangkai pesawat Catalina yang dipakai tentara Jepang ketika melawan sekutu pada masa Perang Dunia II. Kondisi pesawat tersebut masih utuh. Tidak jauh dari 'kediaman' pesawat Catalina, kira-kira dapat dicapai selama 10 menit, kita bisa melihat pulau yang ditopang oleh karang seperti bentuk vas bunga, itu adalah Pulau Rurbas Besar. Pulau ini berdiri berpasangan dengan Pulau Rurbas Kecil yang berada di seberangnya.Selain itu, di kawasan pulau ini juga terdapat tempat bersejarah seperti Pulau Wamsoi yang konon ceritanya di tempat inilah pertama kali pasukan sekutu yang dipimpin oleh Jendral Douglas MacArthur mendarat sebelum ke Pulau Wundi. Pulau Wundi sendiri merupakan pulau yang sangat terkenal tidak hanya di kalangan domestik tapi juga di mancanegara karena menjadi pangkalan pasukan sekutu melawan pasukan Jepang dalam PD II. Tempat dari bagian sejarah besar dunia tersebut menyisakan bukti-bukti peninggalan perang seperti tabung bom, drum-drum serta bekas rumah sang jendral meski sekarang tinggal fondasinya saja. Pulau Owi yang juga terletak di kawasan gugusan Kepulauan Padaido, dekat dengan Biak Kota dan daratan Pulau Biak sebelah timur (Bosnik), tempat transit orang menuju pulau tersebut. Bangunan gereja bertuliskan "Tugu Peringatan Injil Masuk di Pulau Owi 4 September 1933" terpampang di depan dan sangat mencolok. Keberadaan bangunan tersebut  seperti penyambut setiap tamu yang datang. Kepopuleran pulau ini tidak terlepas dari bandara udara yang dimilikinya, di mana dahulu semasa PD II tentara sekutu menjadikannya sebagai pangkalan untuk menyerang  tentara Jepang di wilayah Pasifik. Bandara tersebut masih ada meskipun tidak dimanfaatkan lagi. (*sumber ; http://marijelajahindonesia.blogspot.com/2009/11/biak-numfor-ketika-kekuatan-bahari-dan.html)
Sampai saat ini, bahkan murid sekolah di Biak, tidak banyak yang mengetahui tentang sejarah besar yang pernah ada di daerahnya. Mungkin dinas Pendidikan disana harus lebih memperhatikan soal sejarah daerah sendiri.



Wisata Bahari

Kabupaten Biak Numfor, merupakan salah satu kabupaten di Indoensia yang daerahnya dikelilingi oleh Laut. Disisi utara pulau Biak adalah laut lepas (samudera Pasifik). Daerah ini memiliki banyak sekali hamparan pantai pasir putih, sementara di bagian selatan dari laut nampak jelas dinding karang yang berdiri kokoh disepanjang pesisir pantai dan langsung berbatasan dengan laut. Semua pulau di Biak menawarkan keindahan pantai dengan hamparan pasir putihnya.
Pantai Padaido

Pantai Bosnik

Pantai Pulau Auki
Selain gambar di atas Biak juga masih memiliki kawasan pantai yang sangat indah seperti Pantai Barito, Pantai Bosnik, Pantai, Tanjung Barari dan Hutan Damar Adibai, Pantai Parai,  Pantai Water Basis ada juga kolam Air Biru yang sangat terkenal karena terletak di mulut goa. Sedangkan di Biak Utara terdapat Pantai Korem Biak Utara, Pantai Wari, Air Terjun di desa Anggaduber, dan Batu Gong. dan masih banyak lagi keindahan alam Biak yang layak dikunjungi, seperti kepulauan Padaido, Pulau Auki atau pulau surga Pulau Befondi.
Sementara wisata bawah air, keindahan alami taman laut di wilayah atol kepulauan Padaido layak dikunjungi. Sebenarnya untuk wisata bawah air masih ada juga di beberapa tempat seperti di Kabupaten Supiori. menawarkan pulau Rani dan Pulau Mapia yang kini telah masuk dalam program pemerintah pusat untuk dijadikan daerah tujuan wisata. Masih belum banyak referensi yang menunjuk daerah biak sebagai tujuan wisata, harapan kami pemerintah harus lebih aktif dalam mengkampanyekan program wisata ini ke rakyatnya. Sehingga bukti-bukti dokumentasi dapat dengan mudah kita temui di internet dengan tujuan untuk promosi wisata.


Wisata Budaya

Masyarakat & Adat IstiadatMasyarakat Biak masih memiliki kebudayaan kuno yang berkisar pada kepercayaan animisme bahkan kepercayaan tersebut lebih ditonjolkan melalui upacara ritual yang lebih dikenal dengan WOR. Kata Wor sudah berarti lagu dan tari tradisional. Semua anak yang terkena wabah penyakit dianggap bernasib malang sehingga harus diadakan upacara adat. Wor dapat mengekspresikan semua aspek kehidupan orang Biak, seperti halnya upacara tradisional para leluhur berupa ukiran kayu, dan lebih khusus pada motif atribut yang digunakan mereka pada saat menyanyi dan menari; berupa motif pada pakaian. Semua barang yang digunakan untuk upacara adat dapat disakralkan atau dikeramatkan.
Beberapa upacara tradisional orang Biak antara lain Upacara gunting rambut/cukur (Wor Kapapnik), Upacara memberi/mengenakan pakaian (Wor Famarmar), Upacara perkawinan (Wor Yakyaker Farbakbuk), dan lain-lain. Seluruh upacara diiringi dengan lagu dan tari bahkan merupakan sumbangan atau pendewaan kepada roh-roh para leluhur. Dewasa ini, lagu-lagu lebih ditujukan pada puji-pujian terhadap Tuhan Yang Kuasa, maka dalam masyarakat modern Biak Wor adalah prosesi Syukur kepada Tuhan lewat berbagai upacara ritual yang dilakukan (*sumber : http://www.biak.go.id/default.php?dir=pages&file=main&hal=potensibudaya).  
Wor Barapen*Upacara Barapen adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh para pemuda (Kabor Insos) sebagai peringatan ketika mereka mulai memasuki usia remaja. Setelah upacara selesai ribuan batu disusun dan dibakar sampai batu tersebut menjadi bara. Batu yang masih membara disebar, sementara itu pemimpin keagamaan mempersiapkan dirinya dengan melumuri kakinya dengan cairan khusus sambil mengucapkan mantra. Ketika sang pemimpin upacara sudah siap, dia kemudian berjalan di atas batu yang masih panas membara. (*sumber : http://www.biak.go.id/default.php?dir=pages&file=main&hal=potensibudaya).
Wor Barapen - Jalan diatas batu panas


Festival Pesta Pernikahan Tradisional
*Suku-suku di Biak sering sekali mengadakan upacara Munara Yakyaker Purbakbuk, yaitu sebuah upacara mengantar pengantin perempuan ke rumah pengantin laki-laki. Yakyaker artinya membiarkan seorang pengantin wanita pergi ke kediaman pengantin pria. (*sumber : http://www.biak.go.id/default.php?dir=pages&file=main&hal=potensibudaya).
Festival Budaya Pesta Pernikahan

 Tari Yosim Pancar
*Tarian persahabatan Biak Numfor dikenal dengan nama Yosim Pancar. Pertunjukkan yang diadakan lebih dari satu orang denga gerakan dasar yang pebnuh semangat, dinamik dan menarik, seperti Pancar gas, Gale-gale, Jef, Pacul Tiga, Seka dan lain-lain (*sumber: http://www.biak.go.id/default.php?dir=pages&file=main&hal=potensibudaya.) Tari ini adalah tarian pergaulan, setiap tahun pada perayaan malam tahun baru, pesta yospan ini sering ditampilkan di jalan-jalan utama oleh kelompok anak-anak muda dalam menyambut pergantian tahun.
 Diatas adalah cuplikan tarian yosim pancar yang dimainkan oleh pemuda-pemudi di Biak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar